A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan merupakan upaya bantuan kepada anak untuk dapat mengenal pribadi, merencanakan masa depan, dan memecahkan masalah. Bimbingan harus dilakukan oleh ahlinya agar tujuan bimbingan tersebut dapat tercapai dengan optimal. Dalam bimbingan, anak harus memberikan informasi yang sangat detail untuk dapat dibimbing dengan baik.
Sedangkan Shertzer dan Stone (1980) mengemukakan konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya.(A. Juntika, 2006:10). Jadi, bimbingan konseling adalah upaya bantuan kepada anak melalui proses interaksi pribadi dalam suasana yang rahasia dan mampu terbuka dalam memberikan informasi kepada pembimbing untuk dapat memecahkan masalah. Disini yang memecahkan masalah adalah anak itu sendiri dan bukan oleh pembimbingnya, pembimbing hanya memberikan arahan untuk memecahkan masalahnya.
B. Tujuan Bimbingan
Tujuan diberikannya layanan bimbingan akan adalah agar individu tersebut dapat:
1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier, serta kehidupannya pada masa yang datang;
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin;
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya; dan
4. Mengatasi hambatan serta kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, ataupun lingkungan kerja.
C. Fungsi Bimbingan
Seminimal-minimalnya terdapat empat fungsi dalam bimbingan, yaitu:
1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan murid.
2. Fungsi preventif, yaitu bantuan yang diberikan kepada murid bertujuan agar murid terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya.
3. Fungsi developmental, yaitu pelayanan yang diberikan dengan tujuan dapat membantu murid mengembangkan keseluruhan potensinya dengan terarah dan mantap.
4. Fungsi kuratif adalah layanan yang membantu murid untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan luar sekolah.
D. Pendekatan-Pendekatan Bimbingan
Dalam bimbingan terdapat empat pendekatan, yaitu pendekatan krisis, pendekatan remedial, pendekatan preventif, dan pendekatan perkembangan.
1. Pendekatan Krisis
Pendekatan ini menunggu munculnya suatu masalah dan pembimbing membantu memecahkan masalah tersebut. Pembimbing disini bertindak bila ada krisis pada anak dan lalu mencari solusi agar krisis tersebut dapat teratasi. Bahkan pembimbing memanggil teman dari anak yang mendapatkan masalah agar dapat membantu menyelesaikan masalahnya.
2. Pendekatan Remedial
Pendekatan ini memfokuskan bantuan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang tampak. Tujuan pendekatan ini adalah untuk menghindarkan terjadinya krisis yang akan terjadi.
3. Pendekatan Preventif
Pendekatan ini mengarah pada antisipasi masalah-masalah umum individu, mencegah jangan sampai masalah tersebut menimpa individu.
4. Pendekatan Perkembangan
Pendekatan perkembangan merupakan pendekatan yang lebih mutakhir dan lebih proaktif. Pendekatan ini menekankan pada pengembangan potensi dan kekuatan yang ada pada individu secara optimal.
E. Azas-Azas Bimbingan
Terdapat beberapa azas pada bimbingan, yaitu:
1. Rahasia, yaitu pembimbing merahasiakan data-data klien dari semua orang.
2. Sukarela, yaitu anak dengan sukarela mengikuti kegiatan bimbingan tanpa dipengaruhi oleh siapapun.
3. Terbuka, artinya anak dengan mau terbuka mengungkapkan permasalahan yang terdapat dalam dirinya kepada pembimbing.
4. Kegiatan, artinya murid secara aktif berpartisipasi mengikuti kegiatan bimbingan.
5. Mandiri, yaitu pembimbing mengembangkan kemandirian kliennya dengan cara mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya.
6. Terkini, yaitu data-data yang diterima pembimbing yang sedang sekarang terjadi.
7. Dinamis, artinya layanan yang diberikan kepada klien tidak monoton, selalu bergerak maju, serta terus berkembang maju sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya.
8. Terpadu, artinya kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru maupun pihak lain saling menunjang, harmonis, dan terpadu.
9. Hamonis, artinya kegiatan BK harus didasarkan pada nilai dan norma yang ada, tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada.
10. Ahli, layanan BK diselenggarakan oleh para pelaksana BK dengan tenaga yang benar-benar ahli dan bidang BK.
11. Alih tangan kasus, artinya jika pihak-pihak yang tidak dapat menyelenggarakan layanan secara tepat dan tuntas atas permasalahan klien mengalihtangankan permasalahannya kepada pihak yang lebih ahli.
12. Tut Wuri Handayani, yaitu pelayanan BK secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi, mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada murid untuk maju.
F. Jenis Layanan Bimbingan
1. Layanan Dasar Bimbingan
Layanan dasar bimbingan adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu seluruh peserta didik mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan-keterampilan hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan peserta didik.
2. Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat ini.
3. Layanan Perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu seluruh peserta didik membuat dan mengimplementasikannya rencana-rencana pendidikan, karir, dan sosial pribadinya. Tujuan utamanya adalah membantu peserta didik memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri, kemudian merencanakan dan mengimplementasikan rencana-rencananya itu atas dasar hasil pemantauan dan pemahamannya itu.DAFTAR PUSTAKA
Juntika Nurihsan, Achmad. (2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.
Juntika Nurihsan, Achmad. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Setiawati dan Ni’mah Chudari, Ima. (2007). Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPI Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar